Sabtu, 11 Oktober 2025

KISAH HEROIK HENOK AYABMEN MEMBERANTAS BUTA AKSARA DI PEDALAMAN PAPUA


Foto dok kumparan

Henok Ayabmen adalah seorang pemuda berusia 28 tahun dari  suku Sougb desa terpencil di Papua Barat, penerima penghargaan SATU Indonesia Award 2023. Berkat perjuangannya dalam memberantas buta huruf dan peningkatan kualitas pendidikan di daerah pedalaman. Atas usahanya melalui Rumah Baca Sijo dia memberikan harapan dan tempat belajar di kampungnya untuk anak-anak yang belum pernah bersekolah.

Henok Menyaksikan dan merasakan  sendiri bagaimana anak-anak dikampung halamannya tumbuh besar tanpa bisa membaca dan menulis, serta tanpa memiliki keterampìlan apapun. Karena di daerah terpencil seperti itu pendidikan masih mempunyai keterbatasan. Untuk itu ia merasa terpanggil untuk menghadapi tantangan ini, dan berpendirian bahwa pendidikan adalah jalan keluar bagi anak-anak papua dalam menatap masa depan cerah  yang lebih baik.

Bermula dari selepas lulus dari STKIP Muhammadiyah tahun 2021, ia berfikir apa yang harus dilakukannya setelah ini sementara lapangan pekerjaan sulit di dapat. Akhirnya ia terinspirasi dari sosok Lamek Dowansiba founder 24 komunitas rumah baca di Papua Barat. Henok tergerak dan berniat untuk ikut membantu memberantas buta aksara khususnya di pegunungan Arfak. Karena itulah dia mendirikan sekolah darurat dan rumah baca yang bernama Sijo yang artinya terimakasih, Sijo sendiri berasal dari bahasa Arfak. 

Henok bercerita akses pendidikan di daerahnya memang  masih terbatas. Saat dirinya duduk di bangku sekolah dasar (SD), dia harus berjalan kaki dari pukul 5 pagi untuk sampai ke sekolahnya dan belajar pada pukul 7 pagi. Dia harus melewati medan yang tidak biasa karena tinggal di daerah pegunungan. Sampai dirinya berkuliah di STKIP Muhammadiyah Manokwari pun, masih belum ada akses pendidikan yang dibangun di daerah dekat tempat tinggalnya.

Melalui usahanya mendirikan Rumah Baca Sijo ia mengajak anak-anak dikampungnya untuk belajar huruf dan angka dengan konsep yang sederhana. Rumah Baca Sijo pertama kali bediri di tanah Soribo Manokwari Barat, yang selanjutnya dipindahkan ke kampung Dugrijmog  Pegunungan Arfak, yang terletak cukup pedalaman. Delapan jam perjalanan dari kabupaten Manokwari.  Berbentuk ruang belajar sederhana untuk anak-anak belajar membaca, menulis dan menghitung. Rumah baca Sijo yang berlokasi di pedalaman bukan sekedar tempat belajar, tetapi menjadi ruang bermain untuk tumbuh bersama. 


Seperti diketahui Papua termasuk salah satu wilayah dengan angka buta huruf tertinggi di Indon̈esia untuk usia 15 - 44 tahun. Tinggal di daerah 3T ( Tertinggal, Terdepan, Terluar ) pasti dihadapkan dengan tantangan berupa akses, kesiapan tenaga pengajar dan fasilitas yang belum mumpuni. Tapi Henok tetap sigap memfasilitasi anak - anak dengan buku bacaan dan konsep pembelajaran yang bisa diterima oleh masyarakat sekitar sehingga mereka bisa belajar dengan tenang dan nyaman.

Foto dok kumparan 

Pada tahun 2023 lalu henok mendapat kesempatan dari Astra dan menjadi bagian dari SATU Indonesia Awards dalam bidang pendidikan. Penghargaan ini diberikan berkat keberhasilan Henok dan dedikasinya untuk memberantas buta aksara di Papua Barat. 

Berkat  usaha dan kerja keras Henok Ayabmen yang membawa cahaya pèndidikan ke kampung halamannya, kini harapan anak - anak Papua untuk mengenyam pendidikan lahir kembali, rumah baca Sijo yang mulanya ruang belajar anak kini menjelma menjadi simbol dan corak pendidikan di wilayah pedalaman Papua. 

Semoga kisah inspiratif  Henok Ayabmen bisa diikuti oleh para generasi muda

 


 #APA2025-KSB


Dari berbagai sumber : 
Tribunpapuabarat.com
Kumparan.com